5 Stereotip Tentang Remaja
Onic Metheany
2 Mar 2013 01:30:00
Ilustrasi stereotip (Foto: azrulhisham.com)
Jakarta, Aktual.co — Ketika masuk usia remaja, kita cenderung untuk
mengembangkan beberapa ego dan banyak kesombongan. Ada banyak stereotip
yang terkait dengan remaja. Setelah kita melihat remaja, kita hanya
berpikir bahwa anak tumbuh dan harus menjadi sombong atau malu. Padahal,
saat berada pada masa remaja, kitapun tanpa sadar seperti mereka.
Meskipun tidak semua mengalaminya, Ada banyak stereotip lain tentang
remaja. Ingin tahu semua streotip tentang remaja ? berikut pandangan
umum mengenai remaja yang dilansir dalam boldsky.com.
Aktif secara seksual:
Kencan romantis dan remaja selalu menjadi dua sisi mata uang yang tidak
dapat dipisahkan. Ini salah satu pandangan umum yang terkait tentang
remaja. Remaja juga aktif secara seksual karena usianya melonggarkan
diri dan menjelajahi naluri dasar!
Tidak bertanggungjawab: Remaja dianggap terlalu muda dan tidak bertanggung jawab. Well,
ada banyak anak-anak remaja yang yang cukup matang untuk menangani
situasi yang lebih baik daripada orang dewasa. Lingkungan dan situasi
yang mengembangkan pikiran remaja.
Kesombongan:
Remaja sering dianggap sombong. Ini bukanlah kesalahan mereka!
Perubahan hormonal dan perubahan suasana hati dapat membuat suasana
remaja berbeda di situasi tertentu. Namun, posisi sosial di sekolah atau
komunitas dapat juga membuat remaja merasa bangga dan bertindak
sombong. Remaja yang bertindak sombong dikarenakan mereka tidak
mendengarkan orang tua mereka atau guru dan melakukan apa yang mereka
suka.
Luar kendali: Ini adalah stereotip
lain tentang remaja. Remaja sedang mengembangkan dan dalam tahap pertama
menjelajahi dunia luar di usia mereka tumbuh. Jadi, mereka mungkin bisa
terbawa. Ini merupakan tanggung jawab orang tua untuk mengontrol
remaja mereka tumbuh dan membuat mereka berpikir praktis.
Over-Smart:
Ketika seorang anak kecil mulai tumbuh, ia pergi melalui perubahan ini.
Seorang remaja merasa bahwa dia adalah orang pintar yang dapat mengajar
orang lain. Orangtua yang mendorong perubahan tersebut menghadapi
banyak masalah karena cara pikir remaja yang sering bertentangan dengan
kemauan orangtua sehingga si anak menjadi “Sok pintar” dalam sebuah hal.
Nah,
ini stereotip tentang remaja yang berlaku dalam beberapa kasus.
Meskipun tidak semua remaja melakukan hal tersebut, orangtua tetap
memiliki peran penting mengawasi perkembangan si remaja.
Tri Wibowo -
0 komentar:
Posting Komentar